Presiden: Hanya Lembaga Penelitian yang Bisa Merespon Perubahan

Menurut Presiden, pemerintah dipaksa untuk bekerja lebih cepat. “Dunia berubah total. Revolusi Industri 4.0 membawa tantangan baru di dunia,” ungkap Presiden. Presiden menjelaskan. Saat ini dunia berubah begitu sangat cepat dan emua keterbatasan menjadi tidak relevan. “Semua ketidakmungkinan bisa diterobos oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.”
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir menjelaskan, agenda Nawacita ke-6 berupa penguatan daya saing telah diterjemahkan dalam integrasi kegiatan riset kementerian, lembaga negara, dan perguruan tinggi. “Saat ini peringkat publikasi ilmiah internasional Indonesia adalah yang kedua di Asia Tenggara dibawah Malaysia dengan 22.164 publikasi internasional,” jelas Nasir.
Selain itu, aspek pelaporan dan pertanggungjawaban kegiatan riset teah disederhanakan. “Saat ini fokusnya adalah hilirisasi riset ke industri,” ujarnya. Diharapkan angka publikasi ilmiah Indonesia di akhir tahun ini akan mencapai peringkat pertama di Asia Tenggara.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko mengungkapkan pihaknya membuka seluruh infrastrutur laboratorium serta sumber daya peneliti untuk dimanfaatkan masyarakat. “Langkah ini kami lakukan untuk mengejar kecepatan menciptakan inovasi. Ide dan kreatifitas bisa datang dari mana saja, dengan membuka diri akan membuka inspirasi-inspirasi baru,” jelasnya.
Sumber : Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI
Sivitas Terkait : Dr. Laksana Tri Handoko M.Sc.